Lady Gaga. Akhir-akhir ini nama itu sedang menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan media kita. Terkait dengan masih tidak jelasnya akan kepastian konsernya awal Juni ini di Indonesia dengan berbagai pernyataan pro dan kontra yang mengiringinya. Seperti yang diberitakan oleh VOA dalam Liputan Berita VOA tanggal 18 Mei 2012 – Penolakan Konser Lady Gaga. Konser Lady Gaga, pada tanggal 3 Juni mendatang sebenarnya masih dalam ketidakpastian. Pemberitaan terkait perkembangan isu ini pun semakin santer tiap harinya. Hingga yang awalnya isu Lady Gaga ini cuma sekedar lewat saja di benak saya. Akhirnya saya benar-benar ingin menuliskan pemikiran saya disini.
Disini saya mencoba memberikan pandangan saya sebagai warga negara Indonesia yang beragama. Saya umat beragama dan saya tinggal di negara demokrasi. Jika ditanya tentang sikap saya terhadap konser Lady Gaga di Indonesia. Saya sama sekali tidak menolak kedatangan Lady Gaga untuk konser di Indonesia. Tapi jika ditanya apakah saya akan menontonnya, tentu saja tidak. Karena menurut saya apa yang diekspresikan Lady Gaga dalam lagu-lagunya sangat bertentangan dengan apa yang saya yakini. Namun saya tekankan lagi, saya sama sekali tidak menolak kedatangannya ke Indonesia. Setahu saya di negara ini setiap orang berhak untuk mengekspresikan pemikiran. Perbedaan pemikiran atau pendapat adalah suatu hal yang lumrah. Selama suatu pihak tidak melakukan kegiatan yang brutal dan sangat merugikan ketika mengekspresikan pemikirannya, sudah seharusnya tiap individu yang ada menghargai perbedaan yang ada. Menurut saya yang tidak terlalu concern akan seni dan masih lemah pula dalam ilmu agama (Jadi mohon masukannya terkait pemikiran saya di dalam tulisan ini). Lady Gaga hanyalah seorang seniman yang mengungkapkan pemikirannya melalui lagu-lagunya dengan caranya sendiri yang tak jarang menimbulkan kontroversi. Namun, sejauh Lady Gaga tidak melanggar norma-norma agama yang ada di negara kita dalam konsernya, penolakan akan dirinya bukanlah hal yang harus kita lakukan.
Terkait dengan pernyataan Lady Gaga yang akan menyuguhkan konser dengan menghargai norma-norma agama yang ada di negara kita memang belum ada (setahu saya). Namun melihat dari kegigihan promotor dalam memperjuangkan konser ini dan sosok Lady Gaga yang merupakan idola pop yang tidak ingin mengecewakan penggemarnya. Bukan tidak mungkin, Lady Gaga akan mengikuti dan menghargai norma-norma agama yang ada di sini dalam konsernya.
Melihat salah alasan lainnya terhadap penolakan kedatangan Lady Gaga ke Indonesia adalah kedatangannya dalam rangka konser yang bertajuk “The Born This Way Ball” dikhawatirkan akan merusak moral bangsa. Seperti yang diungkapkan Hendra dalam berita Mabes Polri Pastikan Tak Beri Izin Konser Lady Gaga oleh VOA.
“Opini gue sebagai anak muda zaman sekarang yang menurut gue sudah open minded terima saja. Merusak moral atau tidak kan tergantung diri kita masing-masing.”
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kekhawtiran dari pihak yang menolak kedatangan Lady Gaga akan rusaknya moral bangsa setelah kedatangan Lady Gaga ke Indonesia. Anggapan ini secara tidak langsung berasumsi bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang bodoh, dimana penonton Indonesia dianggap hanya bisa menelan bulat-bulat dan tidak bisa memfilter apa yang mereka tonton. Menurut saya, penonton kita sudah cukup pintar untuk urusan apa yang harus mereka tonton dan apa yang harus mereka ambil dan buang dari tontonannya. Semisalpun penonton kita tidak pintar, tidak seharusnya melakukan penolakan terhadap konser Lady Gaga. Memberikan pemahaman atau edukasi kepada masyarakat kita agar pintar dalam menonton dan menyerap nilai-nilai dari tontonannya adalah tindakan yang menurut saya lebih Indonesia. Lagu-lagu Lady Gaga yang dianggap nyeleneh merupakan hasil dari pemikiran atau gagasan Lady Gaga yang diekspresikan sedemikian rupa dengan kreatifitasnya. Menurut saya gagasan ya harus dilawan dengan gagasan. Bukan pemasungan terhadap kreatifitas dalam berekspresi. Penyampaian gagasan dengan tindakan persuasif adalah hak setiap individu di negara ini, asalkan hal itu dilakukan dengan aksi damai. Akan lebih baik lagi ketika kita tidak hanya berargumen, namun juga bertindak sesuai gagasan kita, dimulai dari diri sendiri dan dari lingkungan di sekitar kita.
Masih terkait dengan moral bangsa. Menurut saya, masih banyak konser-konser dangdut yang lebih porno yang merajalela di hampir setiap sudut negeri ini. Konser semacam itu seakan tumbuh subur dan mengakar kuat di Indonesia. Konser-konser semacam itu menurut saya jauh lebih merusak moral bangsa. Bukan rahasia lagi bahwa tidak jarang anak-anak kecil ikut menonton dan menikmati konser semacam itu.
Selain itu, apabila benar-benar tidak jadi terselenggara di Indonesia. Bukan berarti para Little Monster (Julukan Penggemar Lady Gaga) Indonesia tidak jadi menonton konsernya. Dengan harga tiket yang cukup mahal, mayoritas pembeli tiket konser Lady Gaga tentunya berasal dari kalangan menengah keatas. Bukan tidak mungkin mereka akan terbang ke negara tetangga untuk menonton aksi panggung idolanya. Melihat fakta bahwa konser ini tidak hanya dilaksanakan di Indonesia saja untuk wilayah Asia Tenggara. Sebelum menyambangi Jakarta pada tanggal 3 Juni, Lady Gaga akan melaksanakan rangkaian konsernya di Singapura pada tanggal 28, 29 dan 31 Mei.
Penolakan kedatangan Lady Gaga ke Indonesia dengan berbagai aksi yang membuang waktu dan tenaga, bahkan cenderung anarkis bukanlah suatu tindakan yang sepatutnya. Pihak yang suka ataupun tidak suka pasti memilikin argumen masing-masing. Sudah saatnya bagi kita untuk menghargai perbedaan itu. Jika memang tidak suka, ya jangan datang ke konsernya. Jika suka, go ahead. Just make it simple.
Sumber berita:
Mabes Polri Pastikan Tak Beri Izin Konser Lady Gaga pada tanggal 18 Mei 2012
Penolakan Konser Lady Gaga – Liputan Berita VOA 18 Mei 2012
Catatan Kecil 